ADA PINTU DI JENDELA
oleh:
Oesman Doank
TIGA BELAS
Karena mendadak, supir
kendaraan di belakang sedan yang dikemudikan Tarman, tak mampu
mengendalikan mobil boksnya. Supirnya dan kenaknya pun, tak sempat
beristighfar, ka rena tengah berbincang dengan kneknya. Saking asyik
dan membuat supir dan knek ngakak ba reng, tak tahu jika sedan di
depan mereka ngerem dengan sangat mendadak.
Tak ingin
celaka, boleh saja. Tak ingin terkena musibah atau bencana, sah-sah
saja. Siapa dan dimana pun, yang namanya manusia, punya keinginan
yang sama. Ingin selamat. Tak ada yang ingin mendapat kecelakaan.
Berbagai bentuk musibah, mulai Tsunami sampai banjir yang hanya
semata kaki pun, inginnya dihindarkan. Tapi, sanggupkah manusia
‘mengelak’ dari kehendak Tuhan?
Semisal di
belakang sedan yang dikemudikan Sutarman tak ada kendaraan lainnya,
bo leh jadi, pak Sadewa hanya luka di kening , karena terbentur
sandaran jok depan mobilnya. Tapi, isterinya ? Belum tentu sekedar
luka ringan, setelah ia terpental akibat mobil yang dibawa Su tarman
berhenti dengan sangat mendadak
Nyatanya, di
belakang sedan mewah mereka, banyak kendaraan lainnya. Salah satu
nya, mobil boks besar, mengangkut berbagai jenis sembako. Bukan mobil
itu yang membuat sedan di depannya--yang berhenti mendadak,
tertabrak. Tapi, karena pengemudinya, tengah asyik berbincang, dan
menurut kneknya, yang luka parah, ketika mereka asyik tertawa
terbahak-bahak, jarak mobi boks besar dan sedan yang berhenti
mendadak, hanya beberapa meter.
Jika supir sedan
malah secara tak sengaja menginjak rem, pengemudi boks yang gugup dan
berusaha menginjak rem, dalam keadaan demikian, malah menginjak gas.
Tabrakan tak ter hindarkan. Benturan yang begitu keras dan sampai
menimbulkan suara menggelegar, tak saja me ngagetkan para
penumpangnya. Orang-orang di tepi jalan pun, terkesiap.
Mereka,
seketika berhamburan. Mobil dan kendaraan lain yang melintas, dan
jarak nya berdekatan, memang ada yang langsung saja menghilang. Tapi,
juga banyak yang menghentikan kendaraannya
Keingin-tahuan
tentang nasib pengendara dan penumpangnye, membuat kerumunan yang
malah merepotkan pihak yang ingin membantu menyelamatkan, terhalang
oleh kerumunan orang yang hanya ingin sekedar melihat nasib orang
lain yang mengalami musibah.
Seketika, jalanan jadi macet total. Kebanyakan pengemudi, tertarik
menghentikan ken daraan mereka, dengan seenaknya.
“ Kayaknya, semua
penumpang sedan tak tertolong. Mati semua,” kata seseorang de ngan
raut wajah yang biasa-biasa saja.
“ Pengemudi dan
knek mobil boksnya mati juga?” tanya seorang pengemudi, dari dalam
mobilnya. Ia kesal, karena yang ditanya malah mempercepat langkahnya.
Ia baru
tahu, setelah beberapa orang mengejar sambil berteriak kencang.
“
Copet. Copeeet. Tangkap, orang itu, copet!”
“Pantas gue tanya
dia malah jalan makin cepat. Nggak taunya, tuh orang, copet “
Gerutu si pengemudi yang lantas menggerakkan mobilnya. Ia tak sempat
memperhatikan orang-orang yang mengejar copet, karena pengendara di
belakangnya, terus membunyikan klakson.
Setelah melihat tiga
ambulans yang dalam waktu singkat sudah tiba di lokasi keja dian,
orang-orang yang berkerumun tak bisa lebih lama bertahan. Ketangkasan
petugas bekerja, membuat evakuasi berlangsung dengan begitu singkat.
Ketiga ambulan yang belum lama berselang tiba, dalam waktu singkat
sudah bergerak lagi. Dengan suara sirine yang meraung raung
Bersambung.......
0 komentar:
Posting Komentar