oleh : Oesman Doank
PERNAH terjebak dalam kemacetan?
Bagi warga kota besar - apalagi Jakarta, tentu saja malah sering menikmatinya. Bahkan, sudah jadi keseharian yang tak terhindarkan, dan kerap ngusap dada sambil berkata sabar dalam hati tapi sesampai di rumah justeru kheki, karena sang isteri, bukan menyambut dengan senyum sambil menyediakan air putih atau kopi, malah menuding pulang kantor bukan langsung pulang ke rumah malah ngayap ke sana ke sini, sembari menyuruh buka dompet dan menyerahkan hasil harian dengan alasan untuk belanja besok pagi.
MACET dan terjebak di kemacetan, sudah bukan hal aneh. Sebab, itulah kondisi sehari hari yang entah bisa entah tidak untuk diakhiri. Terlebih, mulai hari ini. warga Jakarta harus membangun disiplin dengan semangat yang tinggi. Jika tidak? Pasti ditilang lagi dan ditilang lagi. Jadi, agar tidak lagi lagi ditilang atau ditilang lagi, harus berjanji dan bertekad untuk tidak membelokkan sepeda motor atau kendaraan roda empat yang dikemudikan, ke jalur bus way.
Jika tetap nekad? Yaa jangan ngeluh bila ditilang dan didenda sebesar 500 ribu perak untuk pengendara roda dua, sedangkan untuk pengendara roda empat harus ikhlas membayar Rp 1 juta. Jadi tinggal pilih, lebih baik dana sebesar 500 ribu sampai sejuta digunakan untuk stock sembako di rumah, atau disetorkan ke kas negara untuk pembangunan seutuhnya dan mudah mudahan bukan untuk pembangunan kemewahan oknum oknum yang selalu muncul memanfaatkan kondisi yang tercipta.
MAU bebas dari kemacetan dan tidak terjebak oleh ruwetnya lalu lintas di jalan raya?
Yaaa... berkantorlah di rumah. Kelola semua aktivitas dari rumah dan rencanakan bepergian di hari libur atau jam tertentu yang diprediksi tidak macet. Atau, tak usah bawa kendaraan setelah Pemda DKI benar benar menyiapkan dan mengoperasikan bus way dengan jumlah yang cukup, di mana setiap lima menit sekali sebuah bus way diberangkatkan, dengan kondisi semua penumpang dapat tempat duduk sambil menikmati suasana bus yang full air condition.
APAKAH kemacetan di JAKARTA sudah final dan sampai kapan pun tidak akan dapat diurai menjadi lancar, nyaman, terkendali dan berlalu lintas di kota besar malah menyenangkan hati?
Menurut saya, tentu saja sangat bisa. Nggak percaya? Cobalah ke luar dengan kendaraan saat Jakarta sudah menunjukkan pukul 23.59 WIB. Dijamin, tak akan ada penghalang dan kemana pun cenderung lancar karena di jam yang disebutkan, lampu merah pun bisa diterobos tanpa kuatir dikejar petugas karena jika hal itu terjadi, bisa beralasan kuatir jadi korban tindakan kriminal dari para penjahat yang lebih suka mencari nafkah dengan cara melakukan tindak pidana.
Seriuskah kemacetan tidak dapat diurai sama sekali?
Waaah.... kalau nggak mau macet, harus semua pengguna jalan menerapkan budaya disiplin. Begitu pun para petugasnya. Jangan hanya ada di jalan di pagi dan sore hari. Tapi, terus berada di jalan mengawasi, mengatur dan mengendalikan lalu lintas selama jam kerja diberlakukan.
Insya Allah.... Jika kita sepakat membangun dan mengembangkan budaya disiplin dengan serius dan benar, kayaknya, kemungkinan kemacetan akan terusai bisa jadi kenyataan.
PERNAH terjebak dalam kemacetan?
Bagi warga kota besar - apalagi Jakarta, tentu saja malah sering menikmatinya. Bahkan, sudah jadi keseharian yang tak terhindarkan, dan kerap ngusap dada sambil berkata sabar dalam hati tapi sesampai di rumah justeru kheki, karena sang isteri, bukan menyambut dengan senyum sambil menyediakan air putih atau kopi, malah menuding pulang kantor bukan langsung pulang ke rumah malah ngayap ke sana ke sini, sembari menyuruh buka dompet dan menyerahkan hasil harian dengan alasan untuk belanja besok pagi.
MACET dan terjebak di kemacetan, sudah bukan hal aneh. Sebab, itulah kondisi sehari hari yang entah bisa entah tidak untuk diakhiri. Terlebih, mulai hari ini. warga Jakarta harus membangun disiplin dengan semangat yang tinggi. Jika tidak? Pasti ditilang lagi dan ditilang lagi. Jadi, agar tidak lagi lagi ditilang atau ditilang lagi, harus berjanji dan bertekad untuk tidak membelokkan sepeda motor atau kendaraan roda empat yang dikemudikan, ke jalur bus way.
Jika tetap nekad? Yaa jangan ngeluh bila ditilang dan didenda sebesar 500 ribu perak untuk pengendara roda dua, sedangkan untuk pengendara roda empat harus ikhlas membayar Rp 1 juta. Jadi tinggal pilih, lebih baik dana sebesar 500 ribu sampai sejuta digunakan untuk stock sembako di rumah, atau disetorkan ke kas negara untuk pembangunan seutuhnya dan mudah mudahan bukan untuk pembangunan kemewahan oknum oknum yang selalu muncul memanfaatkan kondisi yang tercipta.
MAU bebas dari kemacetan dan tidak terjebak oleh ruwetnya lalu lintas di jalan raya?
Yaaa... berkantorlah di rumah. Kelola semua aktivitas dari rumah dan rencanakan bepergian di hari libur atau jam tertentu yang diprediksi tidak macet. Atau, tak usah bawa kendaraan setelah Pemda DKI benar benar menyiapkan dan mengoperasikan bus way dengan jumlah yang cukup, di mana setiap lima menit sekali sebuah bus way diberangkatkan, dengan kondisi semua penumpang dapat tempat duduk sambil menikmati suasana bus yang full air condition.
APAKAH kemacetan di JAKARTA sudah final dan sampai kapan pun tidak akan dapat diurai menjadi lancar, nyaman, terkendali dan berlalu lintas di kota besar malah menyenangkan hati?
Menurut saya, tentu saja sangat bisa. Nggak percaya? Cobalah ke luar dengan kendaraan saat Jakarta sudah menunjukkan pukul 23.59 WIB. Dijamin, tak akan ada penghalang dan kemana pun cenderung lancar karena di jam yang disebutkan, lampu merah pun bisa diterobos tanpa kuatir dikejar petugas karena jika hal itu terjadi, bisa beralasan kuatir jadi korban tindakan kriminal dari para penjahat yang lebih suka mencari nafkah dengan cara melakukan tindak pidana.
Seriuskah kemacetan tidak dapat diurai sama sekali?
Waaah.... kalau nggak mau macet, harus semua pengguna jalan menerapkan budaya disiplin. Begitu pun para petugasnya. Jangan hanya ada di jalan di pagi dan sore hari. Tapi, terus berada di jalan mengawasi, mengatur dan mengendalikan lalu lintas selama jam kerja diberlakukan.
Insya Allah.... Jika kita sepakat membangun dan mengembangkan budaya disiplin dengan serius dan benar, kayaknya, kemungkinan kemacetan akan terusai bisa jadi kenyataan.
0 komentar:
Posting Komentar