oleh : Oesman Doank
JAPRA yang lagi nangkring sendirian di pos jaga dekat rumahnya, sebenarnya ngeliat kalau di kejauhan ada seorang lelaki berbadan tinggi gede, langkahnya tegap, berkaca mata - entah cengdem alias goceng adem, entah kacamata reiben. Yang jelas kaca mata hitam, dan dari tampilannya, Japra yakin, lelaki berbadan tegap bercelana jeans ples kaos biru dan dibalut dengan jaket blue jeans, pasti petugas berpakaian sipil yang ingin mencari seseorang.
Hanya, Japra tak ambil pusing. Sebab, di kesendiriannya dia sedang merenungi nasib malangnya, yang karena sudah nyebar sekitar seribu berkas lamaran kerja, tapi kebanyakan dapat jawaban ditolak dengan berbagai alasan. Dan yang disesali Japra, bukan lamaran kerjanya ditolak. Tapi, calon mertokunya yang empet sama Japra karena nganggur, dengan blak blakan ngancam agar Japra menjauh sejauh jauhnya dari putrinya, karena pak Jahuldut akan menjodohkan Sri Rezeki dengan seorang pengusaha sukses, karena berhasil membangun jaringan KKN
Renungan Japra terhenti dan doski kaget habis, karena dia mendengar sebuah suara keras, tegas dan nadanya sangat tidak bersahabat
" Apakah anda bernama Japra?"
Japra yang tentu saja kaget, makin kaget karena ketika ia menoleh ke arah suara, yang ada di pelupuk matanya adalah pria tinggi besar yang belum lama ia sempat perhatikan, dan kini pria yang tidak membuka kacamata hitamnya, berdiri tegap dengan tangan kanan tersembunyi di balik jaket.
" Nama anda, Japra, kan?" Si lelaki tegap kembali bersuara dengan lebih lantang dan berkesan lebih galak.
" I..i..ya.. na..na..ma saya memang Japra..Memang ada apa bapak mencari saya?" sahut Japra yang tentu saja tak saja gugup, tapi sekaligus ketakutan. Maklum, Japra yakin lelaki tegap yang sudah berdiri di depannya pasti petugas.
" Japra apa bukan?" Lelaki tegap kembali bertanya, sepertinya minta kejelasan.
Bikin Japra makin ketakutan
"I..i..i..ya.. sa..sa..saya Japra," jawab Japra yang sebenarnya kepingin ngeles, tapi merasa takut lantaran awalnya sudah mengaku Japra memang nama yang melekat di dirinya.
Setelah menatap dengan pandangan yang entah galak atau sangar - Japra tak melihat karena masih dihalangi oleh kacamata hitam, lelaki itu berkata dengan tegas.
" Kalau begitu... sekarang juga anda harus ikut dengan saya," ujar si lelaki tegap.
Busyet, siapa yang kagak ngeper. Siapa yang kagak ngeri, kalau tiba tiba, seorang yang diduga petugas meminta dirinya ikut. Padahal, Japra tak merasa bersalah. Sebab, dia bukan preman, bukan pengedar atau pemakai narkoba, juga bukan anggota sindikat curanmor atau sindikat curandada (penculik janda muda)
" Ja..ja..jangan bawa saya, pak... saya kan gak salah apa-apa?" Japra tak hanya gugup, tapi juga mulai kelihatan gentar dan tubuhnya gemetar.
" Kamu kan saya minta ikut... jangan berani menolak, yaa?"
" Pak... saya mohon jangan bawa saya. Saya ini orang baik yang sedang nganggur dan baru saja kepingin patah hati, pak." Japra memelas
" Pokoknya, sekarang juga kamu harus ikut bersama saya, " kata si lelaki tegap sambil menggerakkan tangan di balik jaketnya.
" Pak.. saya mohon, pak. jangan bawa saya... saya yakin bapak keliru " Japra semakin memelas
" Saya bilang, kamu ikut saya ! kenapa kamu mengira saya akan membawa anda," kata si lelaki tegap
Japra yang makin ketakutan, sepertinya sudah tak berani menolak. Meski begitu, dia berusaha mengingatkan jika si petugas salah tangkap, Japra akan mengadukan hal ini ke Komnas SAKAP (Salah Tangkap)
" Saya kan nyuruh ikut dan tidak bilang akan saya bawa. Kenapa sih kamu malah nuding saya mau nangkap? "
" Sumpah pak.. saya tidak pernah berbuat kriminil, kecuali waktu kecil itu pun cuma mencuri jambu dan mangga di pohon milik tetangga," Japra masih berusaha minta dikasihani.
Untung, si lelaki tegap membuka matanya, dan kemudian bicara dengan suara yang nadanya direndahkan, dan ia lalu bilang, sudah keliling beberapa tempat untuk mencari pria bernama Japra. Dan, lebih dari dua ratus anak muda ia tanya "apakah kamu bernama Japra," tapi baru kali inilah dia mendapat jawaban yang membuatnya gembira karena yang berdiri di hadapannya adalah Japra.
" Saya suruh kamu ikut, karena saya mau ajak kamu ke restoran untuk makan makan. Sebab, saya mimpi dipatuk ular, dan di dalam mimpi si pawang ular menyuruh saya mencari pria bernama Japra untuk ditraktir. Nah, sekarang saya ingin mewujudkan nazar saya, karena sudah ketemu dengan pria bernama Japra yang tak lain adalah anda," kata si Lelaki berbadan tegap yang akhirnya menjelaskan maksud dan tujuan sebenarnya
" Ja..ja..di bapak mau traktir saya makan di restoran" Tanya Japra yang meski pun mulai bebas dari rasa takut, namun tetap belum percaya.
Setelah Japra sampai di restoran, dia baru yakin si lelaki tegap memang bernazar untuk mentraktir makan makan pria bernama Japra, dan setelah di restoran Japra baru benar benar merasa sebagai orang yang beruntung, karena seusai makan, dia diberi uang dan diminta untuk membeli sekarung beras dan bahan sembako lainnya, untuk di bawa pulang dan diserahkan ke orangtua Japra.
Seumur hidup, baru kali ini Japra dengan spontan bisa menciptakan sebuah pepatah yang bunyinya,
HABIS KAGET TERBITLAH TENANG. Memang tidak asli, tapi adaptasi dari pepatah yang berbunyi HABIS GELAP PLN TAK MINTA MAAF.
0 komentar:
Posting Komentar