JANGAN LUPA SAMA SIRIH
ARTI nyirih bukan nyiram luka yang
perih. Tapi, ngunyah sirih. Cuman jangan salah, yang sebenarnya dikunyah, sama
nenek-nenek atawa yang hobi banget nyirih, bukan sirih, doang. Soalnye, ada
kapurnya dan ada juga stasiun gambirnya. Wah, sori, stasiun jangan dibawa-bawa,
dong. Mestinya, buang stasiunnya dan sisakan gambir doang. Nah, yang tersisa, kan
cuma gambir doang. Jadi, yang tepat dan
benar, bahan baku untuk nyirih itu adalah daun sirih (nggak bakalan siip kalau
diganti sama daun papaya apalagi sama daun jendela) , gambir dan kapur.
Oh, iyaaa… perlu
kita ketahui bersama bahwa sampai saat ini, baik di koran atau tabloid ples
majalah maupun media elektronik, belum pernah menghadirkan berita tentang orang
nyirih pake stasiun. Tapi, nenek-nenek yang saat sedang nyirih berada di
stasiun, buanyak, coi. Cuma, nggak pernah di beritakan. Terlebih oleh stasiun televise
yang boleh jadi lantaran merasa sudah punya stasiun sendiri
Kenapa? Kalau
orang nyirih di stasiun dijadikan berita, wartawannya pasti nggak bakal dapat
gaji. Redaktur atau pemimpin redaksinya pasti menilai sang wartawan tidak bertalenta.
Lantaran di zaman kiwari, kebanyakan media lebih suka ngeberitain artis nyang
hobinye kawin cere. Jadi, kalau ada yang
nekad nulis berita soal nenek nenek nyirih, kayaknya bakal diambil keputusan
layak dirumahkan dan disarankan agar segera alih profesi, timbang jadi wartawan
mending dikasih pesangon buat modal jualan daun sirih
Tapi, kalau nenek nenek yang lagi nyirih, ada yang lompat ke rel kereta, lalu,
dengan keberanian yang senenek neneknya sang nenek sengaja menghadang kereta yang sedang melaju dengan sangat
kencang menuju ke arahnya, dan kereta
kencang itu bisa langsung berhenti, kayaknya layak deh dijadikan berita.
Soalnya, semua orang yang ada di stasiun berdecak kagum, Sedangkan Kepala stasiun pasti kelabakan dan untuk
menjaga imej, doski langsung memerintahkan agar bagian humas bekerja keras untuk
memblokir berita agar tidak dilansir di media apapun.
Kenapa? Boleh jadi lantaran kuatir pihaknya
dituding tidak berusaha mencegah tindakan nekad si nenek yang dengan semangat
super grand mothernya sedemikian berani menghalau kereta.
Bayangkan saja
jika masinis tak segera bertindak dengan mengerem kereta semaksimal mungkin.
Karena sang masinis sukses menghentikan kereta – meski penumpang kaget bareng,
selamatlah sang nenek. Kalau masinis tidak berusaha keras agar kereta berhenti,
punya ilmu sapu jagad jenis apapun, kalau keterjang kereta dengan kecepatan
tinggi sih, diyakini bakalan kagak selamat alias koit.
Nah, jika si
wartawan bisa alias berhasil mengabadikan momen tersebut dengan baik. Meski
hanya menampilkan sebatas foto dan teks singkat di bawah foto yang wartawan di
Amerika belum tentu bisa mendapatkannya kecuali copy paste, sang wartawan tak
hanya dianggap hebat dan bertalenta. Tapi, gajinya pun langsung dinaikkan.
Tapi, besoknya, kalau ketahuan nerima amplop, tentu saja langsung dipecat. Eh,
ada nggak yaa yang nerima amplop dipecat. Saya rasa nggak ada deh. Tapi kalau
amplop ples ada duit di dalamnya, boleh jadi……dibiarkan sajalah. Wong nggak
kelacak
Buktinya, segala perbuatan tidak terpuji yang
menyangkut uang alias doku, ditangani langsung oleh KPK. Hahahaha, itu terjadi
ketika ada yang kenyahoan korupsi. Kalau tidak atau belum ketahuan, sikat
teruuuuuuuus. Lhoo, soalnya ngembat duit rakyat yang dikelola oleh negara tuh,
asyik punya coi. Nggak percaya? Silahkan Tanya langsung sama para koruptor.
Masih nggak percaya? Yaa.. kalau begitu nggak usah ikutan nyirih.
0 komentar:
Posting Komentar