JANGAN ALERGI SAMA SIRIH
Oleh : Oesman Doank
Meski begitu, dalam sekapur sirih laman ini, tak ada cerita tentang seorang nenek
dengan ilmu sihir saktinya berhasil menyetop kereta yang sedang melaju kencang.
Juga tak ada kisah yang bercerita tentang nenek nenek dihukum setahun gara-gara
mencuri sepotek gambir, secolek kapur dan selembar daun sirih.
Dalam situs
ini, yang ingin ditonjolkan, bukan kapurnya, bukan gambirnya, dan juga
bukan sirihnya. Yang tidak ingin ditonjolkan, juga bukan sirih, gambir dan
kapurnya. Sebab, kapur, gambir dan sirih atau sebaliknya, sama sekali tak
dirancang untuk ditonjolkan atau untuk tidak ditonjolkan.
Kalau pun kemudian bisa menonjol, biarkan
saja sirih, kapur dan gambir saling menonjolkan dirinya. Itu pun, kalau bisa.
Jika tidak bisa menonjolkan dirinya, jangan sesekali salahkan sirih, gambir dan
kapur. Sebab, benda tak layak disalahkan, dan yang namanya sirih, kapur dan
gambir, sejak berabad abad silam, tak pernah terdengar diberitakan pernah
melakukan kesalahan.Baik karena ingin menonjolkan diri ataupun karena tidak
ingin menonjolkan diri.
Begitu pun kalau
kemudian tidak bisa menonjol atau malah sangat bisa. Biarkan saja. Jangan
dibantu atau dicoba untuk dipopulerkan. Juga jangan coba-coba direkayasa. Sebab,
ka pur, sirih dan gambir adalah benda yang sama sekali tak punya kepentingan
apapun. Dia ada karena ada yang mengadakan. Dia tiada, karena orang-orang yang
sudah menjiwai megapolitan, tak lagi membutuhkan. Dan jika pada akhirnya
runtuh. Biarkan apa adanya. Toh, sirih bukan gedung pencakar langit, yang kalau
runtuh tak hanya bisa mencelakakan manusia. Tapi juga sanggup menewaskan.
Sirih yang runtuh, tak akan menewaskan dan
menciderai siapa pun. Karena itu, jika berharap badai berlalu, janganlah mengatakan
biarlah sirih berlalu. Sebab, tanpa gambir dan kapur, sang sirih jarang ada
yang mau ngunyah. Dengan kapur dan gambir sekalipun, yang tak suka nyirih tak
akan punya hasrat mengunyah sirih. Nggak percaya? Tanya ke nenek yang nggak
suka nyirih. Dia pasti bakal menjawab, “timbang nyirih lebih baik ane nyipok
ente cooiii”
Nah, jika sudah benar-benar paham bahwa
Musim Nyirih Belum atau sudah Tiba, jangan malu atau ragu untuk tidak tertawa.
Tapi, silahkan saja merasa malu dan
merasa ragu, ketika diminta mentertawakan diri sendiri. Sebab, ketawa dalam
dunia sirih , bukan untuk membangun rasa malu apalagi ragu
Tapi untuk keraguan dan kemaluan yang
tingkatnya di atas dan di bawah titik nol, Jadi, keraguan dan kemaluan (dalam
arti tidak jorok, lho) jangan ditonjolkan karena dua hal itu, memang tidak
diperbolehkan untuk ditonjol, apalagi ditonjol-tonjolkan.Baik dengan cara
sengaja, tidak sengaja atau sengaja direkayasa. Kalau sengaja tapi lupa
disengajakan, boleh apa nggak yaa? Lhooo… jangan tanya sama saya doong
Jadi yang boleh menonjol dan
ditonjolkan, tentu saja bukan keraguan atau kemaluan dan sebaliknya. Tapi,
justeru keinginan atau hasrat atau kemauan kuat. Nah, jika keinginan
mentertawakan diri sendiri, sedemikian menguat, larilah ke kamar dan berdirilah
di depan cermin.
Bersambung.......
0 komentar:
Posting Komentar