KEPINGIN NYALON JADI CALEG
oleh : Oesman Doank
MAT KUPLUK kagak kenal
sama nyang namanya istilah terlambat. Buktinya, meski sudah jam tujuh belum
bangun dan baru pukul delapan Mat Kupluk berangkat ke kantor
“ Nggak takut telat,
Bang,” mpok Ijah, sang isteri nyang sebenarnya kesal setengah koit mengingatkan
“ Buat apa gue takut sama
telat “ Mat Kupluk nyahut dengan begitu santai.
Malah lebih santai dari
sikapnya yang sedang nenggak kopinya yang tingggal setengah gelas, namun dia
nggak segera menghabiskan meski waktu bukan lagi tepat jam delapan, tapi sudah
lewat sekitar lima belas menit.
“Bang..” kata sang
isteri.
“ Jam kerja abang di
kantor, kan pukul delapan. Sekarang, sudah jam delapan seperempat. Kalau nggak
macet, sampai ke kantor minimal sejam. Terus, kalau mau jam sepuluh abang baru
datang ke kantor, apa nggak malu sama OB di kantor?”
“ Ijah… Ijah…. Jangan
kata sama OB. Sama boss juga gue nggak malu. Jadi, lu samtai aja deh. Kan, yang
capek kerja, gue. Giliran gajian, kan yang enak elu lantaran tinggal nerima.
Lantas, kenapa lu pake sibuk ngewatirin gue,” kata Mat Kupluk.
Ijah kagak mau nyahut
lagi. Dia yakin, ngomong pakai bahasa Afrika pun, suaminya nggak bakal mau
kalah omong. Dia pasti bisa berargumen dan timbang terus dilayanin, Ijah milih
ke luar dari rumah. Tapi, pas mau buka pintu depan, lakinya nanya
“ Eh Ijah… gue kan belum
berangkat kerja. Kenapa lu malah mau ngayap?”
Ijah kembali menutup
pintu depan. Tapi, dia nggak menghamiri suaminya. Melainkan langsung masuk ke
kamar. Mat Kupluk kembali bersuara
“ Ijah… Ijah… timbang lu
masuk kamar, apa salahnya lu temenin gue ngopi?”
Sang isteri yang baru mau
masuk ke kamar, tanpa banyak cingsong batalkan niat. Kali ini dia melangkah,
menghampiri suaminya dan duduk di sisi Mat Kupluk.
“ Sebenarnya,” kata Mat
Kupluk yang buru buru bersuara pas Sang isteri nempelin pantatnya ke kursi.
“ Gue tuh sudah bikin
surat pengunduran diri dan sejak kemarin sudah mundur dari perusahaan”
IJAH langsung
tercengang. Dari tercengang, berubah
kesal. Dari kesal, berubah marah tapi saat mau melampiaskan kesalnya dengan
kemarahan sang Ijah yang langsung mikir kalo suaminya nganggur dia dan dua
anaknya yang semua sekolah mau makan apa beli bahan bakunya dari mana, sang
suami alias Mat Kupluk sudah bersuara.
“ Tapi kamu tenang saja.
Sebab, saya sudah akan dapat pekerjaan baru. Gajinya, lumayan besar. Tugasnya
hanya rapat dan dengar pendapat, dinasnya selain keliling Indonesia juga piknik ke luar negeri karena harus melakukan
studi banding, agar biaya dalam pembuatan Undang Undang jadi semakin besar.
Nah, semakin besar biaya unruk melaksanakan tugas saya dan kawan kawan, semakin
besar hasil yang bisa saya peroleh. Malah, nanti saya bisa ikut urus anggaran
di berbagai instansi. Jadi, kamu nggak usah gelisah,karena bakal dapat banyak
komisi. Oke ? “ kata Mat Kupluk
IJAH yang baru saja
kepingin marah, mendadak jadi kepingin bahagia. Kepingin sering pergi ke mall
sebagaimana wanita lainnya. Kepingin piknik ke tempat wisata di dalam dan luar
negeri. Kepingin beli ini dan itu. Tapi, sang Suami, tidak mendengar isterinya
mengatakan kepingin menyantuni dan membiayai pendidikan anak anak yatim piatu.
Ijah juga tak mengatakan,
tiap bulan akan member uang ke sang mertua sekian atau segitu deh. Dia hanya
mengatakan dengan semangat keIJAHannya, akan merenovasi rumah kedua orangtuanya
yang sudah saatnya diperbaiki, agar orang orang di kampungnya mengetahui kalau
akhirnya nasib IJAH Sudah berubah, menjadi beda dan tidak sama dengan beberapa
tahun yang lalu.
Tapi, meski bagaimana pun
MAT KUPLUK merasa lega. Sebab, dia belum mengatakan kapan mulai bertugas,
berapa gaji dan berapa tunjangan jabatan yang bakal diterimanya. Sebab, dia
belum tahu, apakah di 2014 akan terpilih sebagai anggota DPR atau malah
berbalik stress karena sudah banyak mnenghabiskan biaya tapi tak terpilih.
Semuanya belum
terbayangkan karena Mat Kupluk baru kepengen jadi caleg, dan belum ngecek apakah
pendaftaran sudah ditutup atau belum. Yang pasti, Mat Kupluk sudah mengundurkan
diri dari kantornya, karena kalau memaksa terus mamajukan diri, artinya harus
sanggup mengganti uang kantor yang dia habiskan untuk pacaran sama WIL-nya.
0 komentar:
Posting Komentar