SEMANGKA BERDAUN SIRIH
Oleh : Oesman Doank
Siapaun
bebas tertawa sendirian. Entah untuk tujuan mentertawakan diri sendiri.
Entah untuk tidak mentertawakan kesendirian saat berdiri, atau lebih ingin
lebih baik tertawa sendiri, karena tertawa masih dipersilahkan gratis dan
anggota DPR yang hobi banget bobo sama piknik ke luar negeri dengan alasan
studi banding, masih aja belum sempat membuat undang undang wajib mentertawakan
diri sendiri atau undang undang tertawa harus bayar agar pendapatan Negara makin
meningkay dan koruptor leluasa menggasak uang negara
Jika hasrat untuk tertawa sudah meledak-ledak,
juga jangan ambil bom atau granat. Sebab, kalau meledak dengan sendirinya atau
meledak karena yang ambil bom dan granat meledakkannya, maka yang rugi bukan
orang lain. Tapi malah diri sendiri. Sebab, saat meledak, saya tak tahu apa
yang terjadi pada saat itu
Jadi, ambil saja sirih sekapur atau segambir sirih,
Atau mampirlah ke sebuah perpustakaan yang sepi pengunjung karena minat baca
belum membudaya. Cari sebuah buku berjudul, Buah Semangka Berdaun Sirih. Kalau
di rak sulit dicari dan akhirnya nggak diketemukan. Tanya, ke petugas
perpustakaan dimana diletakkannya buku berjudul BUAH SEMANGKA BERDAUN SIRIH
Jika petugas perpustakaan malah
tercengang dan mnengingatkan anda untuk mencari buku lain, misalnya cara
menanam semangka atau cara membudidayakan sirih, berarti sang petugas sangat
bijaksana, karena tidak mengatakan yang baru saja bertanya belum minum obat.
Tapi, sumpah, jika sang petugas malah
menjawab, pak kalau mau ke sini jangan
lupa untuk terlebih dahulu minum obat. Jadi, lebih baik baca saja buku berjudul
JELAS JUDULNYA TAPI KOK GAK JELAS ISINYA. Setelah dibaca, bakarlah buku
tersebut. Jika yakin, masukkan debu buku tersebut ke dalam gelas berisi air
panas. Semisal berani, silahkan minum. Semisal sama sekali tidak berani,
pertanda masih waras.
Kalau kemauan kuat sudah
sangat mencuat, yakinlah, kalau kelak, di suatu ketika yang kita masih ada atau
malah sudah tiada, dunia yang indah ini akan kiamat. Kelak, siapa pun yang
hidup akan bertemu dengan sang ajal untuk wafat. Tapi, sebelum semua yang saya
sebutkan jadi kenyataan, marilah kita sehatkan jiwa dengan salah satu cara yang
paling universal : ketawa.
Sebelum anda melarang dan atau
dilarang oleh ketawa, bergegaslah untuk menghindari larangan ketawa. Sebab,
bagaimana pun, setiap kali manusia melihat kelucuan dunia, bisa menyimpulkan,
yang lucu pasti bukan dunia. Tapi, justeru tabiat dan prilaku manusia. Lha,
gimana nggak lucu. Sudah tahu uang Negara, eh, malah digunakan untuk pribadi.
Sudah tahu sedang rapat, eh
malah bobo. Tapi, pas uang rapat nggak dibagi malah ngambek. Sud\ah tahu
bertugas untuk kepentingan rakyat, eh, malah bagi bagi proyek. Kayaknya jadi
lucu, deh, kalau pejabat atau wakil rakyat nggak semangat melaksanakan amanah
dan lebih semangat mengganti amanah jadi aminah.
Jadi, kalau mau hahahihi diucapkan selamat hahahaha hihihihi hehehehe
hoho hoho. Tidak huhuhuhu karena huhuhu itu kayak gadis ditinggal minggat oleh
cowoknya yang nggak bertanggung jawab. Sebab, sang cowok pakai ilmu pikat,
sikat, minggat. Nah, siapa yang gak nangis kalau ditinggal minggat kalau sebelumnya sudah sering disikat.Wassalam
0 komentar:
Posting Komentar