oleh : Oesman Doank
PADAHAL yang tertangkap tangan oleh KPK : Akil Mochtar, yang ketika itu berstatus sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi dan bukan Mahkamah Korupsi karena manusianya yang suka disuap sedang lembaganya dijadikan alat untuk mengeruk keuntungan milyaran rupiah.
Padahal, 'tsunami' yang melanda Mahkamah Konstitusi karena dengan palunya Akil Mochtar 'menggetok' pihak yang berperkara karena bersengketa dalam Pilkada, dan dalam waktu singkat tak hanya bisa membeli mobil mewah seharga milyaran rupiah tapi kepemilikannya tak atas namanya tapi atas nama sopirnya.
Wow... Inilah kali pertama terekpos, dan sungguh mengagetkan karena ternyata, di Indonesia, ada sopir yang sama sekali tak ada yang menduga kalau sangat tajir. Sangat dan tidak sekedar tajir karena kepemilikan mobil mewah seharga milyaran rupiah atas namanya..
Dan nama Daryono-sang sopir, tak saja langsung memfenomena. Membuat ratusan juta orang Indonesia ternganga, karena dialah satu satunya sopir yang bisa dibilang tajir karena juga sudah - bahkan sering, melancong ke mancanegara.
Apakah nasib para sopir pejabat negara di Indonesia juga tajir seperti sopir Akil Mochtar yang sudah ke Paris dan juga sudah menyambangi beberapa negara eropah? Pertanyaan ini, sangat susah menjawabnya. Selain belum pernah dilakukan penelitian atau investigasi yang hasilnya diumumkan, juga karena tidak boleh menyamaratakan.
Mengapa? Karena boleh saja seorang sopir berstatus tajir. Hanya, tidak pernah direka-baik secara sengaja atau secara logika. Mengapa? Karena dimensi tajir artinya punya yang serba mewah dan berharga milyaran ples kerap liburan ke eropa. Sedang kebanyakan sopir, umumnya biasa biasa saja dan meski tak sedikit yang punya rumah kelas menengah, namun sangat mustahil bisa membeli mobil mewah seharga milyaran rupiah.
Jadi, kalau saja sang sopir tajir tidak ngacir, dia sudah bersaksi di hadapan majelis kehormatan MK yang begitu sibuk bekerja agar kehormatan Mahkamah Konstitusi, kembali ke habitatnya. Jika tidak ngacir, boleh jadi, sang sopir tajir juga sudah diperiksa oleh KPK, yang berhasil menangkap tangan Akil Mochtar, di rumah dinasnya.
Apakah sang sopir tajir juga punya rumah dinas? Kalau rumah pribadi, boleh jadi punya. Hanya, sayang di sayang, sang sopir tajir menampilkan sosoknya sebagai pribadi yang tidak taat hukum. Akibatnya, dialah satu satunya sopir yang statusnya seperti Gubernur Banten, yang dicekal dan dilarang bepergian ke luar negeri.
Lalu, mengapa sang sopir tajir malah ngacir setelah bossnya ditangkap dan dibombardir oleh berita berita yang sifanya bikin heboh, karena diberi amanah mengawal konstitusi malah sang amanah dirubah menjadi aminah, dan dengan jiwa serakah. menggunakan palu kekuasaannya agar mereka yang berperkara di MK berkenan menyuapnya.
Wahai supir tajir, mengapa dikau malah ngacir dan bukan siap datang memenuhi panggilan majelis kehormatan Mahkamah Konstitusi dan juga Komisi Pemberantasan Korupsi sembari dengan tenang dan riang menyanyikan lagu Kicir Kicir?
PADAHAL yang tertangkap tangan oleh KPK : Akil Mochtar, yang ketika itu berstatus sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi dan bukan Mahkamah Korupsi karena manusianya yang suka disuap sedang lembaganya dijadikan alat untuk mengeruk keuntungan milyaran rupiah.
Padahal, 'tsunami' yang melanda Mahkamah Konstitusi karena dengan palunya Akil Mochtar 'menggetok' pihak yang berperkara karena bersengketa dalam Pilkada, dan dalam waktu singkat tak hanya bisa membeli mobil mewah seharga milyaran rupiah tapi kepemilikannya tak atas namanya tapi atas nama sopirnya.
Wow... Inilah kali pertama terekpos, dan sungguh mengagetkan karena ternyata, di Indonesia, ada sopir yang sama sekali tak ada yang menduga kalau sangat tajir. Sangat dan tidak sekedar tajir karena kepemilikan mobil mewah seharga milyaran rupiah atas namanya..
Dan nama Daryono-sang sopir, tak saja langsung memfenomena. Membuat ratusan juta orang Indonesia ternganga, karena dialah satu satunya sopir yang bisa dibilang tajir karena juga sudah - bahkan sering, melancong ke mancanegara.
Apakah nasib para sopir pejabat negara di Indonesia juga tajir seperti sopir Akil Mochtar yang sudah ke Paris dan juga sudah menyambangi beberapa negara eropah? Pertanyaan ini, sangat susah menjawabnya. Selain belum pernah dilakukan penelitian atau investigasi yang hasilnya diumumkan, juga karena tidak boleh menyamaratakan.
Mengapa? Karena boleh saja seorang sopir berstatus tajir. Hanya, tidak pernah direka-baik secara sengaja atau secara logika. Mengapa? Karena dimensi tajir artinya punya yang serba mewah dan berharga milyaran ples kerap liburan ke eropa. Sedang kebanyakan sopir, umumnya biasa biasa saja dan meski tak sedikit yang punya rumah kelas menengah, namun sangat mustahil bisa membeli mobil mewah seharga milyaran rupiah.
Jadi, kalau saja sang sopir tajir tidak ngacir, dia sudah bersaksi di hadapan majelis kehormatan MK yang begitu sibuk bekerja agar kehormatan Mahkamah Konstitusi, kembali ke habitatnya. Jika tidak ngacir, boleh jadi, sang sopir tajir juga sudah diperiksa oleh KPK, yang berhasil menangkap tangan Akil Mochtar, di rumah dinasnya.
Apakah sang sopir tajir juga punya rumah dinas? Kalau rumah pribadi, boleh jadi punya. Hanya, sayang di sayang, sang sopir tajir menampilkan sosoknya sebagai pribadi yang tidak taat hukum. Akibatnya, dialah satu satunya sopir yang statusnya seperti Gubernur Banten, yang dicekal dan dilarang bepergian ke luar negeri.
Lalu, mengapa sang sopir tajir malah ngacir setelah bossnya ditangkap dan dibombardir oleh berita berita yang sifanya bikin heboh, karena diberi amanah mengawal konstitusi malah sang amanah dirubah menjadi aminah, dan dengan jiwa serakah. menggunakan palu kekuasaannya agar mereka yang berperkara di MK berkenan menyuapnya.
Wahai supir tajir, mengapa dikau malah ngacir dan bukan siap datang memenuhi panggilan majelis kehormatan Mahkamah Konstitusi dan juga Komisi Pemberantasan Korupsi sembari dengan tenang dan riang menyanyikan lagu Kicir Kicir?
0 komentar:
Posting Komentar