ADA PINTU DI JENDELA
Oleh : Oesman Doank
ENAM PULUH
Meski awalnya kendala terasa menyulit kan dan membuat
Sumirah harus bersikap hati-hati, agar yang sudah direncanakan tidak beranta
kan, ujung-ujungnya, yang kemudian dirasakan Sumirah adalah kemudahan.
Sumirah akhirnya mendapat peluang
dan ia bisa menjelaskan berbagai hal
yang perlu dije laskan. Sumirah yang leluasa mengungkap per masalahan -- yang
boleh jadi membuat Bondan merasa pengap karena sejauh ini Bondan tak tahu apa
yang sebenarnya terjadi dan mengapa hal yang menimpa keluarga mereka, bisa
terjadi, me narik nafas lega .
Pada akhirnya, Sumirah benar-benar
me rasakan betapa indahnya nikmat berdoa dan sela lu bersyukur pada Sang
Khalik. Sumirah, kini sudah merasa lega dan ia bisa pasrah, karena te lah
menyampaikan hal yang sebelumnya tak hanya tidak diketahui oleh Bondan. Tapi,
juga hal lain yang tak sekedar untuk diketahui. Bon dan justeru harus
mengapresiasi dengan sebaik baiknya. Bahkan, dengan kebijakan, kearifan dan
kedewasaan berfikir, bersikap dan bertindak.
Dan, sejak segalanya diungkapkan,
Su mirah hanya tinggal menunggu reaksi dan sekali gus apresiasi dari Bondan.
Jika dari aspek perka winan ayahnya dengan dua wanita lain, dijadikan alasan
kuat oleh Bondan untuk bersikap dan ber tindak tegas karena alasan itulah yang
membuat diri nya menderita, dan atas penderitaannya selama ini, Bondan lantas
ingin membalas sakit hatinya, tak seorang pun yang berhak mencegah Bondan untuk
mengambil keputusan dalam bentuk apapun, meski dampaknya sangat tidak
mengenakkan bagi Sumirah
Jika pun sebaliknya – dalam arti
Bondan melupakan masa silam, dan akhirnya ia mengap resiasi soal warisan pak
Sadewa yang semua dikhususkan untuknya dan untuk itu, Bondan yang diwasiatkan
sebagai pemilik seluruh harta keka yaan pak Sadewa, bersikap arif dan bijak
dalam mengambil keputusan, bukan berarti Sumi rah merasakan hal sebaliknya.
Bagi Sumirah, yang terpenting ia
telah menjelaskan segalanya dan menyampaikan ama nah almarhum suaminya, Amanah
paling penting yang harus ia sampaikan
kepada Bondan, adalah target paling utama. Makanya setelah target dicapai,
semua terasa melegakan Tak ada lagi
beban. Selebihnya, benar-benar ia serahkan kepada Tuhan, Allah Yang Maha
Pengasih dan Maha Penyayang.
Dan keputusan serta kebijakan
apapun yang setelah itu akan ditentukan
oleh anak kan dung suaminya, yang oleh pak Sadewa ditempat kan sebagai
akhli waris paling utama dan untuk itu, Bondan berhak atas berbagai jenis
kekayaan milik pak Sadewa, Sumirah tak
akan berusaha untuk mempengaruhi Bondan, agar dia diperha tikan dan
anak-anaknya diberi bagian
Sumirah juga tak mau melakukan
pro tes atau hal apapun. Sebab, jika
hal itu ia laku kan, sama artinya ia bodoh. Mengapa? Jika ia protes,
untuk apa ia melaksanakan amanah dengan sebaik-baiknya. Jelas tidak lucu, jika
pasca penyampaian amanah, Sumirah malah protes karena merasa berhak atas
kekayaan pak Sadewa.
Bersambung….
0 komentar:
Posting Komentar