ADA PINTU DI JENDELA
Oleh : Oesman Doank
ENAM PULUH SATU
Timbang setelah itu ia protes, kan
jauh lebih baik amanah pak Sadewa ia selewengkan. Ia yakin, sangat mudah
memanipulasi surat-surat berharga yang kesemuanya sudah ia serahkan dan kini
sudah berada di tangan Bondan. Terlebih, saat ini, begitu banyak orang yang ber
sedia membantu siapa pun – asal bayarannya sesuai dengan permintaan, meski
harus melaku kan perbuatan yang melanggar hukum dunia dan hukum Allah
Tapi, buat apa jika malah
mencela kakan dan hanya membuat jiwa yang tenang jadi nestapa. Jadi kehilangan
magnit imani, yang selama ini melekat dengan begitu kuat dan dijaga
sebaik-baiknya agar tidak cacat.
Sumirah yang sudah merasa
sedemiki an plong, merebahkan dirinya di kasur. Ia tatap kedua anaknya yang sedang
pulas tertidur.
11
BONDAN harus
ikhlas dan harus bisa memaklumi, segala
sesuatu yang telah dan terlanjur terjadi. Baik untuk yang membuatnya kehilangan
kasih sayang sejak kecil, maupun yang membuatnya kehilangan ayah setelah dia
kembali ke kehidupannya yang jauh lebih baik.
Bondan juga harus menepiskan
penyesalannya yang tak mengetahui seperti apa saat ayahnya wafat. Begitu pun untuk
kehilangan peluang memandikan jenazah dan mengantar ayahnya ke pemakaman untuk
dikebumikan.
Selain harus memaklumi semua itu,
Bondan juga harus memaklumi yang dilakukan oleh Sumirah, ibu tirinya, yang baru
mengabarkan kematian ayahnya, setelah ayahnya dikebumikan dan bukan saat ayahnya wafat agar sebagai
putranya Bondan tak hanya bisa mengantar ke pemakaman tapi juga bisa memandikan
jenazah sang ayah, yang ternyata sangat memperhatikan dirinya.
Bondan yakin, Sumirah bicara apa
adanya dan hal itu dilakukan Sumirah karena situasi yang ada hanya memungkinkan
baginya untuk mengabarkan setelah ayahnya dimakamkan. Artinya, Sumirah yang
sama sekali tak mengira suaminya meninggal dunia, tak bisa berbuat banyak. Selain
karena saat kejadian ia di rumah dan ayahnya sedang mengantar ibu tiri Bondan
yang lain, saat peristiwa, juga ada yang memanfaatkan kesempatan dalam
kesempitan.
Membuat pihak rumah sakit tak bisa
me ngontak atau menghubungi keluarga korban, ka rena dompet semua penumpang
sedan hilang. Ta ngan-tangan jahil yang tega memenggal orang yang dalam kondisi
duka nestapa, membuat se mua korban kehilangan identitas. Kalau saja peristiwa
tabrakan itu tak muncul di media cetak, Sumirah tak akan pernah tahu jika tak
saja pak Sadewa yang wafat. Marina dan juga supir setia mereka, juga wafat.
Bersambung……
0 komentar:
Posting Komentar