oleh : Oesman Doank
PADAHAL, MEHONG bukan cuma orang baru. Di komplek perumahan Banjir Estate, Mehong juga ngontrak. Emang, kontraknya bukan bulanan, tapi, tahunan. Jadi, setelah lewat sebulan nggak bayar, pemilik rumah nggak berhak ngusir. Tapi, kalo tahun depan Mehong kagak bayar kontrakkan, pak RT yakin, Mehong bakalan diusir. Soalnye, pemilik kontrakan nyang tinggal pas di depan rumah, sangat dikenal sebagai warga yang paling baik dalam menolak permintaan sumbangan. Baik untuk mesjid maupun untuk kegiatan sosial
"Inget yee...jangan diartiin saya pelit. Saya ini harus dipahami sebagai sosok yang irit dan sangat prihatin," kata bu Mariyam, pemilik rumah kontrakan yang juga dikenal sebagai ibu dari seorang anak gadis yang semua warga ngakuin kalau anak gadisnye kece.
Karena kecenya itulah, MEHONG yang setelah baru dua hari tinggal di rumah kontrakkan, melihat putri bu Mariyam, jadi kepincut, buat berusaha kenal.
Kalau sudah kenal, kan, tinggal menganalisa apakah ada peluang bisa lebih dekat dan kemudian pikat, atau malah peluang lenyap dan harus dianggap sebagai angin lalu.
Mehong pun tak membuang waktu. Satu sore, saat melihat bu Mariyam sedang santai di teras, Mehong yang melihat kondisi itu dari rumahnya, segera menghampiri. Dengan sopan dia mengucap salam, dan bu Mariyam yang usai menjawab salam, begitu melihat Mehong segera mempersilahkan masuk.
"Kamu ada perlu sama saya?" tanya bu Mariyam
Keramahan bu Mariyam dimanfaatkan oleh Mehong. Dengan gaya dia bertanya dimana gerangan alamat kantor imigrasi di mereka tinggal.
"Memangnya kamu mau ke luar negeri?" Tanya Bu Mariyam, yang tentu saja kagum dan karena kagum dia bertanya seperti itu
" Lhoo.. memangnya ibu belum pernah ke luar negeri?" Sahut Mehong, yang juga balik nanya karena ia tahu bu Mariyam seperti kepengen tahu lebih banyak
" Oh... kalau tempat pesiar di Indonesia, hampir sudah saya kunjungi semua. Tapi kalau yang di luar negeri, maaf.. saya belum pernah. Maklum.. biayanya cukup mahal," ujar Bu Mariyam yang kelihatan fair tapi tetap mengekpresikan mokal saat mengatakan belum pernah
"Ke Singapura dan Malaysia yang terdekat, juga belum pernah pergi?" Tanya Mehong
Bu Maryam, dengan makin merasa malu menjawab " Belum" sambil menggelengkan kepala
"Ke Australi dan Bangkok, pasti sudah," lanjut Mehong dengan makin bergaya
" Juga belum tuh," bu Maryam mengaku apa adanya
"Waaah... jadi ke Paris, Amsterdam, Amerika, Italia dan beberapa negera eropah lain juga belum pernah dong" Mehong makin merasa berada di atas angin
Setelah menggelengkan kepala pertanda belum pernah pergi ke negara yang disebutkan, bu Mariyam lantas bertanya.
" Memangnya kamu sering bepergian ke luar negeri, ya?"
"Waaah.. kalau secara langsung sih belum, bu. tapi kalo dengar cerita dari kawan kawan saya yang sukses, sering banget. Makanya, saya mau segera ke kantor imigrasi"Sahut Mehong yang meski bicara jujur tapi tetap bisa mengendalikan diri
Bu Mariyam sempat tercengang dan juga kesal. Tapi, kesalnya dihilangkan sebab di buntutnya, Mehong tetap ngomong soal kantor imigrasi.
" Jadi sekarang kamu mau ngurus paspor untuk pergi ke luar negeri, kan?" Tanya Bu Mariyam
" Bu..." Jawab Mehong
" Mohon maaf yaa.. tolong jangan cepat menyimpulkan. Saya itu, nanya kentor imigrasi karena kepengen melamar pekerjaan. Katanya, kantor imigrasi butuh office boy. Jadi, saya akan segera melamar ke sana. Kalau sudah jadi PNS, meski cuma jadi office boy, kan bisa buat modal berumah tangga dengan anak ibu," ujar Mehong
Kali ini, Bu Mariyam yang semula menunda kesal, kontan emosi. Hanya, beliau tidak melontarkan kata apapun. Yang dilakukan hanya nyopot sandal dari kakinya dan dengan sekuat tenaga melemparkannya ke Mehong.
Untungnya. Mehong yang meski kaget beneran, sempat ngeles. Kalau nggak, mungkin dia nggak bisa segera ngibrit ke rumahnya
0 komentar:
Posting Komentar