oleh : Oesman Doank
DI rumah paling besar dan termegah di kawasan Anti Rindu Estate, disitulah orangtuaku tinggal. Hanya, sejak kuliah aku lebih banyak tinggal di tempat kost, di kawasan Bandung.
DI rumah paling besar dan termegah di kawasan Anti Rindu Estate, disitulah orangtuaku tinggal. Hanya, sejak kuliah aku lebih banyak tinggal di tempat kost, di kawasan Bandung.
Saat liburan terakhir aku pulang, datang seorang cewek cantik. Ternyata, dia anak teman mamaku. Aku bertanya siapa dan mau apa, dia menjelaskan akan mengantar perhiasan mama yang dibeli dari mama si cewek.
Aku lantas menjelaskan kalau ibu Somad sedang pergi karena dia bertanya ke mana pemilik rumah. Mendengar jawabanku, dia malah bilang :
" Ooh Bu Somad pergi. Kalau begitu, nanti tolong bilangin, saya, Indri, datang dengan maksud mengantar perhiasan bu Somad. Oh iya, si mas kan pembantu baru bu Somad, tolong kalau majikan lagi gak di rumah jangan macam macam, yaaa. Nanti, ketika bu Somad pulang, kalau kamu tidak di rumah dan barang di rumah ada yang hilang, berarti kamu yang nyikat. Jangan seperti itu, yaa?" Kata si cewek cantik yang langsung pergi dan aku tak sempat menjelaskan karena waktu kupanggil dia malah mempercepat langkah.
Beberapa hari kemudian, saat aku membeli gas di toko babah Si Ang, dia yang ada di sana dan baru saja membeli sesuatu, saat melihatku ia langsung bilang
" Wah.. kamu beruntung banget bisa beli gas pakai sepeda motor. Padahal, waktu si Panjul jadi pembantu di rumah bu Somad, tiap beli gas dia jalan kaki dan gasnya mesti dipanggul. Kalau dia naik ojek gajinya langsung dipotong"
Kata si cewek cantik yang setelah berkata langsung ngeloyor.
Aku kesaaaaal banget. Bukan lantaran dia ngenyek. Tapi nggak punya peluang untuk kenalan dan menjelaskan kalau aku putra kedua bu Somad. Kakak cewekku bernama Maryam dan sudah nikah, punya anak satu duduk di kelas tiga sekolah dasar
Sialnya, saat aku nangkring di atas motorku yang kebetulan sedang asyik ngobrol dengan tukang ojek, dia tercengang. Tanpa riskan kembali ngoceh.
" Oooh kamu diijinkan pakai motor buat beli gas dan juga boleh dipakai ngojek?
Kebetulan donk.... Tolong antar aku ke gedung dewan, yaa.Kan hari ini ada sidang. Jadi, aku diajak teman yang jadi wartawan ke sana.Kalau aku nggak meliput. Temanku bilang, kalau nggak percaya liputan para wartawan yang berhasil memotret para anggota dewan yang bobo saat sidang, lihat langsung dan buktikan aja sendiri"
Karena kesal, aku tidak menggubris niatnya yang minta diantar. Aku langsung cabut dan tak berharap ketemu lagi dengan si gadis cantik di luar rumah.
Ndilalahnya, saat aku jemput keponakan (putri kakaku) di SD Bayar Mahal, eeh, ketemu lagi, Begitu melihatku tengah bersandar di mobil, tanpa ragu dia mendakat. Dan, apa yang langsung dia katakan?
"Kamu sungguh beruntung, deh, mas. Belum lama jadi pembantu sudah dipercaya jadi supir. Dan langsung jemput anaknya tante Maryam, lagi. Ingat yaa, sepulang jemput jangan coba coba memanfaatkan peluang untuk menculik putrinya tante Maryam. Selain itu, kalau mau jujur jangan tanggung tanggung. Jadi, kalau ke pom bensin, jangan isi cuma 20 liter padahal bu Somad nyuruh isi full," kata dia dan setelah berbicara tanpa pamit ia gunakan selulernya untuk langsung memotretku
" Ingat... saya sudah memotret kamu. Jadi, kalau kamu menculik foto kamu akan saya sebar di berbagai media," kata dia, dan tanpa ba bi bu lagi langsung masuk ke sekolah, entah untuk menjemput adik atau kemenakan, atau cuma mau numpang pipis karena sudah kebelet mau ke belakang
Sumpah... aku tetap naksir berat dan sangat ingin kenalan dengannya. Dan peluang itu, kuperoleh saat aku dan mama makan bersama di sebuah rumah makan. Hanya, saat dia tiba, mama baru saja pamit ke toilet. Kupikir, aku akan menahannya sampai mama datang dan minta sama mama untuk menjelaskan siapa aku sebenarnya. Soal dia mau ngomong apa sebelum mama tiba, aku nggak bakal peduli. Toh, tak lama lagi mama muncul.
Tapi dugaanku dia pasti nyerocos,sama sekali tidak keliru. Buktinya, pas ia melangkah dan berhenti sambil berdiri di hadapanku, dia langsung ngoceh.
" Enak yaa punya majikan baik hati seperti bu Somad. Beliau makan direstoran mahal, kamu, meski hanya supir diajak makan di tempat yang sama. Ingat, tetap rajinlah dalam bekerja. Bu Somad memang royal dan orangnya baik hati, kok.
Cuma, makanannya jangan sampai nggak habis. Sebab, kalau sisanya nanti kamu bawa pulang, sama aja berniat memalukan bu Somad"
Aku lega karena kulihat muncul dari dalam. Berarti sebentar lagi aku punya peluang meminta mama menjelaskan. Sialnya, dia pun langsung melihat mama dan segera menghampiri.
Memang kelihatan sudah akrab. Buktinya, mama jadi tertahan dan rela mengobrol dengannya. Cukup lama juga. Makanya, aku yang nggak sabar berniat menghampiri mereka. Tapi, baru saja berdiri mama sudah melangkah ke meja aku menunggu mamaku. Sedangkan si cewek kece yang brengsek itu, menerobos ke belakang entah kemana.
Begitu tiba, mama bilang, " Jo... kamu tahu apa yang dikatakan oleh anak pemilik restoran ini ke mama?"
" Memangnya dia ngomong apa, ma?" tanyaku, dengan segenap rasa penasaran
Setelah menyeruput minumannya mama bilang. Katanya, " Barusan dia bilang, mama pintar cari pekerja yang bisa jadi pembantu dan bisa juga sebagai sopir"
" Dia bilang begitu ma?" Aku tersentak kaget.
"Yaaa... begitu yang dia katakan." tegas mama
" Lalu, mama tidak menjawab apapun setelah dia berkata seperti itu?" tanyaku
" Yaa...pasti dong mama menjawab," ujar mama, yang sejenak berhenti tapi sejenak kemudian melanjutkan
"Mama bilang... " Ujar mama
"Profesi dia saat libur, memang bertugas sebagai sopir dan pembantu"
"Mama tidak bilang saya anak mama?"
"Maaf, Jo. Ketika mama mau menjelaskan hal itu, eh, dia sudah pamit karena mau segera meeting dengan karyawan bagian dapur," kata mama.
Huuuuuuh !! Bagaimana aku punya peluang kenalan dengannya, kalau cuma diposisikan sebagai orang yang harus ikhlas kejedot tembok
0 komentar:
Posting Komentar