oleh : Oesman Doank
Kalau tiba tiba terendus aroma yang paling tidak diharapkan dan bau yang terhirup sangat tak bersahabat dengan alat penciuman, tiada keniscayaan lain kecuali ada sesuatu yang sesungguhnya paling akrab namun masih dianggap hal tabu untuk dibicarakan. Nama sesuatu itu bukan hadiah mewah dari Ahmad Fathonah, tapi: kentut.
Benarkah barang gaib bernama kentut baru saja meletus dari dalam perut seseorang namun bunyinya pesss dan bukan broooott. Kalau tidak betul, nggak mungkin lima dari enam orang yang ada di sebuah halte bus secara spontan dan bersama sama membekap hidungnya.
Dan, mereka saling pandang. Saling curiga mencurigai namun tak berani menuding. Meski di dekat mereka ada orang keenam dan dia sendiri yang tidak membekap hidung. Malah, dia nampak tenang dan seolah tak terjadi apa apa meski tahu kelima orang yang berada di dekarnya tengah menutup hidung dan berusaha meminimalisir aroma yang disepakati sangat tak sedap.
"Maaf bapak bapak, boleh saya tahu kenapa bapak bapak begitu kompak menutup hidung?" Tanya si orang keenam dengan sikap yang sedemikian tenang
"A..anu..kalau saya merasa mencium bau bangkai?" Kata orang pertama yang tak pernah melakukan prasangka pada siapa pun.
"Begitu pun dengan saya.Mungkin disekitar sini ada tikus mati ditabrak mikolet," kata orang kedua yang tak sama sekali tak punya inisiatif untuk menjawab dengan tegas
"Kalau bapak sendiri, kenapa harus nutup hidung?" Tanya orang keenam pada orang ketiga
" U..uu aaa aaaiiii uuua aaa uuuu," sahut si orang ketiga sambil menggerak gerakan tangan satunya. Orang di sekitarnya baru tahu kalau orang ketiga tak bisa bicara gagu.
Melihat hal itu, orang keempat langsung menyahut.
"Artinye, kata die, dia nutup hidung lantaran nyium bau kentut"
" Aku setuju dan kalau aku ditanya jawabanku pasti sama. Sebab, aku menutup hidung karena memang secara tiba tiba aku mengendus aroma semerbak bau kentut. Baunya lebih dari bau jengkol," ujar si orang kelima
Mendengar jawaban orang kelima, si orang ke enam segera bersuara
"Kentut kok sembarangan sih? Siapa sih di antara kita yang kentut sembarangan ?"
"Kalau begitu, yang baru saja kentut pasti mahluk halus. Sebab, saya tidak mencium baunya karena alat penciuman saya rusak," kata si orang keenam yang usai berkata, sedikit meringis dan dia baru bernafas lega setelah berhasil mengeluarkan gas berperedam suara.
Baunya ?
Silahkan tanya kepada lima orang bapak bapak yang kembali menutup hidung mereka dan seiring dengan itu, saking baunya kelima orang yang ada di halte berbangkis serempak.
0 komentar:
Posting Komentar